Penelitian Tindakan Kelas

Oleh : Eli Puspitasari, S.Pd.

Penelitian tindakan kelas (PTK ) saat ini berkembang pesat baik di negara-negara maju maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Jenis penelitian ini dianggap mampu menawarkan pendekatan atau prosedur baru yang menjanjikan perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran. Melalui penelitian ini guru atau pendidik dapat langsung memperoleh “teori” yang dibangun sendiri, bukan diberikan oleh pihak lain, maka guru menjadi “the theorizing practitioner”.
Dalam menjalankan proses pembelajaran guru seringkali mendapatkan banyak kendala seperti kurangnya motivasi belajar siswa, kelas yang pasif dan kurangnya kemampuan siswa untuk bertanya atau berdiskusi. Hal tersebut mengakibatkan tidak tercapainya keberhasilan indikator yang diharapkan. Untuk itu seharusnya guru melakukan refleksi terhadap semua tindakan yang telah dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Masalah-masalah tersebut diharapkan dapat diatasi dengan adanya penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas ini dapat berkolaborasi dengan sesama guru ataupun teman sejawat. Melalui kolaborasi ini diharapkan kegiatan yang dilakukan dalam menangani masalah di kelas akan lebih baik dan juga akan terjadi penularan (transfer learning) pengetahuan dan pengalaman.
Dalam penelitian tindakan kelas menurut Hopkis (1993) terdapat 6 prinsip yaitu :

  1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, sehingga dalam melakukan penelitian tindakan kelas sekiranya tidak berpengaruh pada komitmennya sebagai pengajar.
  2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga tidak berpeluang menggangu proses pembelajaran. Dengan kata lain, sejauh mungkin harus menggunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru sementara ia tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh.
  3. Metode yang digunakan harus bersifat reliabel sehingga guru dapat mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis dengan keyakinan.
  4. Masalah penelitian diusahakan berupa masalah yang tidak bertolak dari tanggung jawab profesionalnya, hal tersebut bertujuan agar guru tersebut memiliki komitmen terhadap pengentasannya.
  5. Dalam penyelenggaraan penelitian tindakan kelas, guru harus bersikap konsisten menaruh keperdulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Prakarsa penelitian harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan kepada rekan-rekan serta dilakukan sesuia dengan kaidah-kaidah kajian ilmiah.
  6. Menggunakan tidakan persektif kelas. Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seoraang guru, namun dalam pelaksanaan penelitian sejauh mungkin haris menggunakan tindakan perspektif kelas dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas atau pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan.

Lanjutkan membaca “Penelitian Tindakan Kelas”